Manajemen Mutu Operasional
MANAJEMEN
MUTU OPERASIONAL
a.
Tentang
Manajemen Mutu
a.1
Pengertian
“Suatu Sistem Manajemen Mutu
merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan Praktek-praktek standar
untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari
suatu proses dan produk (barang/jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan itu
ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan atau organisasi” Gasperz
(2002;10). Sistem Manajemen Mutu mendefenisikan bagaimana organisasi menerapkan
praktek-praktek manajemen mutu secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan dan pasar.
Sedangkan menurut Stephen (1997;196)
ISO 9001:2000 didefenisikan sebagai berikut : “ISO 9001:2000 is concerned with
specifying requirements for a quality system. A quality system is composed of
an organizational structure, documented ptrocedures, and tools. The goal is to
present attributes of the organization’s structure, procedures and/or tools
that must be present in order to satisfy the requirements of ISO 9001:2000”
Sistem Manajemen Mutu menjelaskan
bahwa ISO 9001:2000 berhubungan dengan Sistem Manajemen Mutu. Sistem Manajemen
Mutu dibentuk dari struktur organisasi, dokumentasi, prosedur dan alat-alat
yang terdapat di dalam organisasi. Dan tujuannya adalah untuk memberikan
transparansi mengenai struktur organisasi,prosedur, dan alat-alat organisasi
yang kemudian dapat memberi kepuasan kepada konsumen.
Dalam hal ini dari dua pengertian
yang telah disebutkan sebelumnya, dapat dikatakan bahwa sistem manajemen mutu
merupakan suatu alat yang diterapkan dalam suatu organisasi, yang diterapkan
untuk memberikan suatu transparansi mengenai aktivitas dalam organisasi.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kepuasan, dan dapat memenuhi kebutuhan
para pelanggan dan pasar.
Dalam pengertian yang paling umum manajemen
mutu operasional merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi yang
menekankan kepada upaya menciptakan sesuatu yang konstan melalui setiap aspek
dalam kegiatan organisasi. Manajemen mutu membutuhkan pemahaman sifat mengenai
sifat mutu dan sifat sistem mutu seta komitmen manajemen untuk bekerja dalam
berbagai cara.
Manajemen mutu sangat memerlukan
figure pemimpin yang mampu memotivasi agar seluruh anggota dalam organisasi
memberikan kontribusi semaksimal mungkin kepada organisasi. Hal tersebut dapat
dibangkitkan melalui pemahaman dan penjiwaan secara sadar bahwa mutu suatu
produk atau jasa tidak hanya menjadi tanggung jawab pimpinan, tetapi menjadi
tanggung jawab seluruh anggota dalam organisasi
Dugaan penafsiran yang sering timbul
bahwa “mutu” diartikan sebagai sesuatu yang
-
Unggul dan bermutu tinggi
-
Mahal harganya
-
Kelas, tingkat atau bernilai tinggi
Dugaan diatas kurang tepat untuk
dijadikan dasar dalam menganalisa dan menilai mutu suatu produk atau pelayanan.
Tidak jauh berbeda dengan kebiasaan mendefinisikan “mutu” dengan cara
membandingkan satu produk dengan produk lainnya
Kedua pengertian mutu tersebut pada
dasarnya mengartikan tingkat keseragaman yang dapat diramalkan dan diandalkan,
disesuaikan dengan kebutuhan serta dapat diterima oleh pelanggan
Secara singkat mutu yaitu kesesuian
penggunaan atau kesesuaian tujuan atau kepuasan pelanggan atau pemenuhan
terhadap persyaratan Prinsip mutu yaitu memenuhi kepuasaan pelanggan.
Dalam manajemen mutu pelanggan
dibedakan menjadi 3 yaitu
-
Pelanggan Internal, yaitu orang yang berada dalam perusahaan dan memiliki
pengaruh pada performa pekerjaan (perusahaan) kita
-
Pelanggan Antara, yaitu mereka yang bertindak atau berperan sebagai perantara,
bukan sebagai pemakai akhir produk.
-
Pelanggan Eksternal, yaitu pembeli atau pemakai akhir produk, sering di sebut
dengan pelanggan nyata.
a.2 Tujuan Manajemen Mutu
Menurut Gasperz (2002;10) tujuan dari
sistem manajemen mutu sebagai berikut:
- Menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu; Kesesuaian antara kebutuhan dan persyaratan yang ditetapkan pada suatu standar tertentu terhadap proses dan produk yang dihasilkan oleh perusahaan sangat penting.
- Memberikan kepuasan kepada konsumen melalui
pemenuhan kebutuhan dan persyaratan proses dan produk yang ditentukan
pelanggan dan organisasi;
Keputusan pelanggan adalah reaksi emosional dan rasional positif pelanggan. Untuk mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan, segenap personil organisasi dituntut untuk memliki kompetensi dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.
Ada tiga komponen utama dari
manajemen mutu. Mereka adalah pengendalian mutu, jaminan mutu dan peningkatan
kualitas. Manajemen mutu berfokus pada kualitas produk dan layanan yang
ditawarkan oleh organisasi serta sarana yang berkualitas ini tercapai. Karena
ini menggunakan jaminan kualitas dan pengendalian proses dan produk dalam upaya
untuk lebih konsisten.
Kontrol kualitas adalah proses
mengendalikan berbagai elemen yang membantu organisasi mempertahankan kualitas
yang baik baik dalam produksi produk dan aspek kepuasan pelanggan. Ini adalah
bagian penting dari manajemen mutu keseluruhan karena membantu untuk menentukan
tingkat kualitas yang dicapai.
Jaminan Kualitas memungkinkan
pemimpin organisasi untuk mengetahui bahwa apa yang mereka memproduksi memenuhi
atau melebihi standar yang ditetapkan yang akan menyamai kualitas tertinggi
dalam semua proses pada akhirnya. Hal ini penting karena membantu eksekutif
perusahaan tahu persis apa yang terjadi sehingga perbandingan dapat dibuat
dengan apa yang akan terjadi sehingga tercipta keseimbangan yang baik.
Peningkatan kualitas adalah proses
yang membantu organisasi meningkatkan produk mereka layanan dan kepuasan
pelanggan secara keseluruhan. Setiap kali terjadi masalah atau ketika perubahan
diperlukan peningkatan kualitas memainkan peran penting dalam membuat mereka
semua terjadi dengan cara yang mempromosikan produktivitas dan profitabilitas.
Sebelum manajemen mutu benar dapat
dilaksanakan pemimpin organisasi harus terlebih dahulu mendapatkan pemahaman
yang baik tentang apa kualitas yang baik dan bagaimana hal itu telah berkembang
selama bertahun-tahun dalam bisnis mereka. Mereka juga harus memahami
prinsip-prinsip yang digunakan sehingga mereka akan lebih mampu untuk membuat
perbedaan yang benar dalam hal peningkatan produk dan layanan dan evaluasi.
Ada standar manajemen mutu yang
harus dipenuhi untuk mempertahankan tingkat kualitas yang telah datang yang
diharapkan di berbagai industri. Hal ini juga membantu eksekutif dalam memahami
tujuan sebenarnya dari manajemen mutu sehingga kemudian dapat digunakan dalam
cara yang terbaik untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan.
a.3 Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Mutu
Dalam
menerapkan suatu proses di organisasi selalu memiliki mafaat, dean menurut
Gasperz (2002;17) terdapat beberapa manfaat dari penerapan sistem manajemen
mutu yaitu:
- Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan mutu yang terorganisasi dan sistematik. Proses dokumentasi dalam ISO 9001:2000 menunjukkan bahwa kebijakan, prosedur, dan instruksi yang berkaitan dengan mutu telah direncanakan dengan baik.
- Perusahaan yang telah bersertifikatkan ISO 9001:2000 diijinkan untuk mengiklankan pada media massa bahwa sistem manajemen mutu dari perusahaan itu telah diakui secara internasional. Hal ini berarti meningkatkan image perusahaan serta daya saing dalam memasuki pasar global.
- Audit sistem manajemen mutu dari perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dilakukan secara periodic agar registrar dari lembaga registrasi sehingga pelanggan tidak perlu melakukan audit sitem manajemen mutu. Hal ini akan menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit sistem manajemen mutu oleh pelanggan.
- Perusahaan yang telah memperoleh serifikat ISO9001:2000 secara otomati terdaftar pada lembaga registrasi, sehingga apabila pelanggan potensial ingin menacari pemasok yang bersertifikat ISO 9001:2000, akan menghubungi lembaga rengistrasi. Jika perusahaan itu telah terdaftar pada lembaga registrasi bertaraf internasional, maka hal itu berarti membuka kesempatan pasar baru.
- Meningkatkan mutu dan produktivitas melalui kerjasama dan komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta pengurangan dan pencegahan pemborosan karena operai internal menjadi lebih baik.
- Meningkatkan kesadaran mutu dalam perusahaan.
- Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang terdefenisi secara baik.
- Terjadi perubahan positif dalam hal kultur mutu dari anggota organisasi, karena manajemen dan karyawan terdorong untuk mempertahankan sertifikat ISO 9001:2000 yang umumnya hanya berlaku tiga tahun.
a.4
Prinsip Manajemen Mutu
ISO 9001:2000 disusun berlandaskan pada delapan prinsip manajemen kualitas.
Prinsip- prinsip ini dapat digunakan oleh manajemen senior sebagai suatu
kerangka kerja (frame work) yang membimbing organisasi pada peningkatan
kinerja.
1. Fokus Pada Pelanggan (Customer Focus)
Organisasi bergantung pada pelanggan mereka, karena itu manajemen
organisasi harus memahami kebutuhan pelanggan sekarang & yang akan datang.
Organisasi harus memenuhi kebutuhan pelanggan dan giat berusaha melebihi
ekspektasi pelanggan.
2. Kepemimpinan (Leadership)
Pemimpin organisasi harus menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari
organisasi. Mereka harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar
orang- orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam pencapaian tujuan-
tujuan organisasi.
3. Keterlibatan Orang (Involvement Of People)
Orang/ karyawan pada semua tingkatan merupakan faktor yang sangat penting
dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan memungkinkan
kemampuan mereka digunakan untuk manfaat organisasi.
4. Pendekatan Proses (Process Orientation)
Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara efisien, apabila aktivitas
dan sumber- sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu
proses dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material,
metode, mesin dan peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai
tambah output bagi pelanggan.
5. Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen (System Approach To Management)
Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan, dari proses- proses yang
saling berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada
efektifitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan- tujuannya.
6. Peningkatan Terus Menerus (Continual Improvement)
Peningkatan terus- menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus
menjadi tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus- menerus didefinisikan
sebagai suatu proses sebagai suatu proses yang berfokus pada upaya terus-
menerus meningkatkan efektifitas dan atau efisiensi organisasi untuk memenuhi
kebijakan dan tujuan dari organisasi itu. Peningkatan terus- menerus
mambutuhkan langkah- langkah konsolodasi progresif, menanggapi perkembangan
kebutuhan dan ekspektasi pelanggan, dan akan menjamin suatu evolusi dinamik
dari sistem manajemen mutu.
7. Pendekatan Faktuan Dalam Pembuatan Keputusan (Factual Approach To
Decision Making)
Keputusan yang efektif adalah keputusan yang berdasarkan pada analisis data
dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah-
masalah kualitas dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.
8. Hubungan Pemasok Yang Saling Menguntungkan (Mutually Beneficial Supplier
Relationship)
Suatu organisasi dan pemasok adalah saling tergantung, dan suatu hubungan
yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan
nilai tambah.
b.
Perencanaan Standar Kualitas, Penentuan dan
Pengawasannya
Pengawasan kualitas yang baik akan
membantu dalam kelancaran proses produksi, sehingga aktivitas produksi akan
dapat mencapai sasarannya. Dengan adanya pengawasan kualitas kemungkinan dapat
mengurangi biaya-biaya yang diperlukan yaitu dengan cara memperkecil jumlah
kerusakan dan pemborosan yang terjadi dalam produksi dan dapat dihindari.
Dari keterangan di atas dapat
diketahui bahwa setiap aktivitas pengawasan kualitas merupakan usaha
tercapainya tujuan dalam pengawasan produksi. Jadi pengawasan kualitas
mempunyai hubungan yang erat dengan pengawasan produksi dan tidak adanya
pengawasan terhadap kualitas akan mengakibatkan perusahaan berjalan tidak
efisien yang pada akhirnya proses produksi tidak akan berjalan lancar. Dalam
melaksanakan kegiatan proses produksi biasanya terdapat beberapa pilihan dalam
hal peralatan proses produksi yang akan dipakai, mulai dari penentuan tempat
operasi, perencanaan gedung yang sesuai, sampai kepada penentuan dan pilihan
mesin-mesin serta fasilitas produksi lainnya. Sehingga rancangan produksi
barang yang akan diproses tidak terlepas dari standar kualitas produk
perusahaan, yang akan memudahkan untuk melakukan pengawasan produk akhir.
Memang perlu disadari bahwa tidak ada produk yang sempurna dan mempunyai
spesifik produk yang sama dengan apa yang ditentukan dalam standar. Tetapi
dengan adanya batasan-batasan pengawasan dan batasan toleransi tertentu dapat
diambil keputusan apakah produk tersebut layak untuk dipasarkan.
Untuk mencapai standar kualitas
perlu dilakukan suatu pengawasan, karena kualitas produk dapat mempengaruhi
luasnya pasar perusahaan. Meskipun dari setiap produk tidak memiliki
keseragaman kualitas, tetapi pada dasarnya produk itu mempunyai batasan yang
telah ditetapkan. Dengan adanya batasan kualitas dapat mengurangi pemborosan
dan penurunan terhadap biaya produksi, dapat meningkatkan produktivitas dan
efisiensi kerja. Selain itu juga dapat menekan jumlah kerusakan produk. Jangan
sampai produk yang dihasilkan mempunyai perbedaan kualitas antara produk yang
satu dengan produk yang lainnya, sehingga perbedaan kualitas produk akan dapat
teratasi.
Pengawasan kualitas menentukan
komponen mana yang rusak dan menjaga agar bahan-bahan untuk masa mendatang
jangan sampai rusak. Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen dalam
memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah
tinggi, dan mengurangi jumlah bahan yang rusak. Dalam menjalankan pengawasan
tersebut sering dipergunakan metode statistik yang disebut Statistical
Quality Control (pengawasan penetapan mutu).
Salah satu proses operasional yang
penting dalam aspek produksi untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut adalah
dengan pengawasan produksi (production control). Pengawasan tidak
dapat diadakan tanpa adanya perencanaan, sebaliknya perencanaan dapat dilakukan
tanpa pengawasan. Hanya dalam hal yang disebut terakhir maka pelaksanaan
rencana yang telah digariskan tidak dapat dijamin. Pengawasan berusaha untuk
memberikan agar pelaksanaan rencana itu sesuai dengan apa yang telah
ditentukan.
Pengawasan tidak dapat dipisahkan
dari rencana atau tujuan tertentu, maka dalam pengawasan perlu diketahui :
1. Tujuan yang
telah ditetapkan.
2. Cara menilai
atau mengukur aktivitas yang dijalankan.
3. Cara
membandingkan aktivitas dengan pedoman yang telah ditentukan.
4. Cara untuk
mengadakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
agar tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai.
Dalam suatu kegitan produksi di
suatu perusahaan mungkin saja terjadi penyimpangan atau kesalahan dari apa yang
diharapkan atau direncanakan sebelummnya. Dengan adanya pengawasan produksi
maka dapat dicari sebab-sebab timbulnya penyimpangan, berapa besar penyimpangan
dan kesalahan tersebut dan kemungkinan-kemungkinan untuk memperkecil dan
menghindari serta mencari kemungkinan tentang dasar-dasar perbaikan atas
penyimpangan-penyimpangan tersebut.
Adapun yang dimaksud dengan
pengawasan menurut George R. Terry (1980 : 23) adalah mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan , menentukan
sebab-sebab penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan
korektif dimana perlu.
Perusahaan yang melaksanakan fungsi
pengawasan produksi ini akan memperoleh beberapa keuntungan antara lain :
1. Dapat
membantu tercapainya operasi produksi yang efisien.
2. Membantu
merencanakan prosedur pengerjaan yang kacau dan sembarangan menjadi lebih
sederhana.
3. Tercapainya
kegiatan yang dibutuhkan pada titik yang minimum, sehingga dapat dilakukan
penghematan dalam penggunaan tenaga kerja dan bahan.
Jadi pengawasan produksi membantu
pelaksanaan operasi produksi agar lebih efisien dan lancar dengan biaya yang
minimal pada tingkat hasil tertentu.
c.
Beberapa langkah dalam menerapkan Sistem Manajemen
Mutu
Penerapan suatu proses dalam suatu
organisasi biasanya memiliki beberapa langkah, untuk kasus penerapan sistem
manajemen mutu menurut Gasperz (2002;10) urutan-urutan yang diberikan hanya
merupakan suatu petunjuk, yang dapat saja dilakukan bersamaan atau dalam
susunan yang tidak harus berurut, tergantung pada kultur dan kematangan
organisasi, tetapi semua langkah ini harus diperhatikan secara serius dan konsisten.
Dan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
- Memutuskan untuk mengadopsi suatu standar sistem manajemen mutu yang akan diterapkan. Standar-standar sistem manajemen mutu itu dipilih berdasarkan dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Berkaitan dengan hal ini, sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dapat diplih.
- Menetapkan suatu komitmen pada tingkat pemimpin senior dari organisasi (top management commitment). Implementasi dari sistem manajemen mutu membutuhkan komitmen dari manajemen organisasi dan semua standar sistem manajemen mutu membuthkan komitmen ini agar dapat didokomentasikan. Komitmen organsasi terhadap mutu dapat ditunjukkan sejak awal melalui penandatanganan pernyataan kebijakan mutu organisasi, dan berikutnya diikuti oleh sikap dan perilaku manajemen yang konsisten dalam menerapkan prosedur-prosedur kerja.
- Menetapkan suatu kelompok kerja (working group) atau komite pengarah (steering committee) yang terdiri dari manajer-manajer senior. Semua manajer senior harus berpartisipasi aktif dan paham secara benar tentang persyaratan-persyaratan standar dari sistem manajemen mutu itu.
- Menugaskan wakil manajemen (management representative). Organisasi harus menugaskan wakil manajemen, yang bebas dari tanggung jawab lain, seerta harus mendefenisikan wewenang dan tanggung jawab untuk menjamin bahwa persyaratan-persyaratan sistem manajemen mutu itu diterapkan dan dipelihara.
- Menetapkan tujuan-tujuan mutu dan implementasi sistem. Tidak ada metode baku atau tunggal dari implementasi sistem manajemen mutu dalam organisasi. Bagaimanapun, program implementasi (prosedur- prosedur kerja) harus merupakan tanggung jawab dari semua anggota organisasi dan dilakukan secara benar dari awal.
- Meninjau ulang sistem manejemen mutu yang sekarang. Berkaitan dengan hal ini perlu dilakukan suatu audit sistem atau penilaian terhadap sistem manajemen mutu yang ada.
- Mendefenisikan struktur organisasi dan tanggung jawab. Pengembangan suatu sistem manajemen mutu menghadirkan suatu kesempatan ideal untuk suautu organisasi melakukan evaluasi terperinci dan meninjau ulang struktur manajemen yang ada.
- Menciptakan keasadaran mutu (quality awareness) pada semua tingkat dalam organisasi. Kesadaran mutu dapat dibangkitkan melalui serangakaian pelatihan tentang mutu guna menjawab pertanyaan- pertanyaan: apa itu mutu?, mengapa perlu memiliki sistem manajemen mutu?, apa itu manual mutu?, mengapa harus mendokumentasikan sistem manajemen mutu dalam prosedur-prosedur sistem dan prosedur- prosedur kerja terperinci?, apa itu kebijakan mutu organisasi?, mengapa memerlukan kerjasama dalam implementasi sistem manajemen mutu?, dan lain-lain.
- Mengembangkan peninjauan ulang dari sistem manajemen mutu dalam manual (buku panduan) mutu. Hal ini berkaitan dengan peninjauan ulang secara singkat dari sistem manajemen mutu itu dan apakah kebijakan dan dokumen-dokumen yang diperlukan telah lengkap dan tersusun rapi dalam sistem manajemen.
- Menyepakati bahwa fungsi-fungsi dan aktivitas dikendalikan oleh prosedur-prosedur. Berkaitan dengan hal ini perlu mengembangkan suatu diagram alir dari aktivitas bisnis organisasi dan menentukan hal- hal kritis yang akan mempengaruhi keberhasilan organisasi.
- Mendokumentasikan aktivitas terperinci dalam prosedur oprasional atau prosedur terperinci. Hal ini berkaitan dengan dokumen-dokumen spesifik terhadap produk, aktivitas-aktivitas atau proses-proses dan harus ditempatkan pada lokasi kerja sehingga mudah dibaca oleh karyawan atau pekerja yang terkait.
- Memperkenalkan dokumentasi. sekali manual mutu dan prosedur- prosedur telah disepakati , maka implementasi dari praktek-praktek sistem manajemen mutu pada tingkat manajemen dapat dilakukan.
- Menetapkan partisipasi karyawan dan pelatihan dalam sistem. Tahap ini akan menjadi sangat penting untuk keberhasilan dan efisiensi dari sistem manajemen mutu.
- Meninjau ulang dan melakukan audit sistem manajemen mutu. Peninjauan ulang sistem manajemen mutu diperlukan untuk menjamin kesesuaian terhadap persyaratan-persyaratan standar dari sistem manajemen mutu itu.
d. Sistem Manajemen Mutu Standar ISO 9001:2008
ISO 9001 QMS
adalah sebuah standar sistem manajemen mutu yang diakui secara internasional.
ISO 9001 merupakan tolok ukur global untuk sistem manajemen mutu yang telah
diterbitkan sebanyak lebih dari satu juta di seluruh dunia.
ISO 9001 bisa
diterapkan di seluruh jenis organisasi tanpa melihat besaran maupun lokasi di
mana organisasi tersebut berada. Salah satu kekuatan utama ISO 9001 adalah daya
tariknya yang lluas untuk semua jenis organisasi. Oleh karena lebih berfokus
pada proses dan kepuasan pelanggan daripada prosedur, maka ISO 9001 juga bisa
diterapkan di perusahaan penyedia jasa (tidak hanya manufaktur).
Sektor global
juga terus memfokuskan upaya mereka pada kualitas, dengan sektor derivatif QMS
yang spesifik, ISO 9001 juga sesuai untuk sektor otomotif, kedirgantaraan,
pertahanan dan sektor medis.
ISO 9001 QMS penting
untuk bisnis karena menyediakan infrastruktur, prosedur, proses dan sumber daya
yang dibutuhkan untuk membantu organisasi memonitor dan meningkatkan kinerja
demi mendorong efisiensi, layanan pelanggan dan keunggulan produk.
"Para pengguna ISO memiliki
tingkat kelangsungan hidup perusahaan, penjualan dan pertumbuhan lapangan kerja
yang lebih tinggi"
Sebuah sertifikasi
ISO 9001 QMS membantu menyampaikan:
- Keterlibatan para pemangku kepentingan
- Reputasi organisasi (perusahaan)
- Kepuasan pelanggan, dan
- Manfaat kompetitif
- Telah dilakukan beberapa uji mandiri terhadap manfaat penerapan ISO 9001; salah satunya seperti yang terdapat dalam artikel yang diterbitkan oleh jurnal akademis bergengsi dari Harvard Business School
e.
Contoh
Penerapan Standar ISO
e.1 Penerapan Standar ISO di Perusahaan
AQUA
Perusahaan ini resmi didirikan oleh bapak Tirto Utomo
pada tahun 1973. Keprihatinan atas kejadian kekeringan yang ada di Indonesia
memberikan inspirasi pada beliau untuk bisa menyediakan produksi air bersih
yang baik bagi masyarakat. Dari situlah, air mineral Aqua ini mulai dipasarkan
pada masyarakat. Kehadiran Aqua hingga kini mendapatkan sambutan yang baik dari
semua konsumennya.
Bahkan sekarang banyak sekali perusahaan air mineral
yang melakukan produksi barang serupa dengan perusahaan Aqua dikarenakan
perusahaan Aqua yang bisa dijadikan pelopor atau kiblat usaha oleh sebagian
perusahaan di Indonesia. Peta pemasaran
produk air mineral Aqua sendiri untuk saat ini tidak hanya dipasarkan dalam
negeri melainkan sudah berkelana hingga mancanegara.
Sertifikat ISO 9001 yang didapatkan oleh perusahaan
Aqua inilah yang menjadikan produk ini dikenal oleh banyak konsumen dunia. Fungsi
sertifikat ISO 9001 yang diterapkan oleh perusahaan air mineral Aqua ini semata
– mata diupayakan sebagai bentuk penerapan sistem manajemen mutu secara global.
Dengan kata lain, keberadaan sertifikat ISO 9001 bisa memberikan kepercayaan
pada konsumen yang ingin mencoba kualitas produk yang dikeluarkan oleh
perusahaan Aqua ini.
Sistem manajemen mutu di perusahaan Aqua dilalui
dengan beberapa tahapan penerapan ISO 9001 yang terbagi atas tahapan sebagai
berikut :
Langkah – Langkah Penjaminan Manajemen Mutu di Perusahaan Aqua
1. Menilai Gap Analysis yang Ada dalam Perusahaan Aqua
Tahapan yang pertama dalam penerapan ISO di perusahaan Aqua menggunakan analisis proses dan prosedur yang berjalan dalam suatu organisasi. Viewer ISO akan menentukan seberapa besar gap atau perbedaan antara proses produksi perusahaan dengan persyaratan dasar perusahaan yang akan melakukan atau menerapkan ISO.
1. Menilai Gap Analysis yang Ada dalam Perusahaan Aqua
Tahapan yang pertama dalam penerapan ISO di perusahaan Aqua menggunakan analisis proses dan prosedur yang berjalan dalam suatu organisasi. Viewer ISO akan menentukan seberapa besar gap atau perbedaan antara proses produksi perusahaan dengan persyaratan dasar perusahaan yang akan melakukan atau menerapkan ISO.
2. Melakukan Pelatihan dan Persiapan Implementasi ISO
Tahapan kedua ini dilakukan oleh seorang konsultan ISO 9001 : 2008 yang mengajarkan bagaimana cara memberikan pemahaman yang jelas pada karyawan tentang persyartan serta prosedur ISO.
Tahapan kedua ini dilakukan oleh seorang konsultan ISO 9001 : 2008 yang mengajarkan bagaimana cara memberikan pemahaman yang jelas pada karyawan tentang persyartan serta prosedur ISO.
3. Mengupayakan Pengembangan Sistem dan Dokumentasi Perusahaan Aqua
Konsutan ISO 9001 : 2008 mulai melakukan pembenahan pada perusahaan Aqua terkait manual mutu, prosedur yang wajib, instruksi kerja, sampai dengan form – form yang harus dibuat.
Konsutan ISO 9001 : 2008 mulai melakukan pembenahan pada perusahaan Aqua terkait manual mutu, prosedur yang wajib, instruksi kerja, sampai dengan form – form yang harus dibuat.
4. Impelementasi Sistem dan Dokumen Perusahaan sesuai Persyaratan ISO
Pada tahapan yang keempat, perusahaan Aqua mulai harus melakukan implementasi persyarakat ISO dengan pengaturan sistem manajemen mutu yang sesuai. Ketidaksesuaian syarat yang dilakukan oleh perusahaan ini akan berpengaruh terhadap penilaian audit yang dilakukan oleh perusahaan.
Pada tahapan yang keempat, perusahaan Aqua mulai harus melakukan implementasi persyarakat ISO dengan pengaturan sistem manajemen mutu yang sesuai. Ketidaksesuaian syarat yang dilakukan oleh perusahaan ini akan berpengaruh terhadap penilaian audit yang dilakukan oleh perusahaan.
5. Proses Audit Internal dan Tinjauan Manajemen ISO 9001 : 2008
Konsultan akan melakukan pemantauan ulang pada perusahaan Aqua yang menerapkan persyaratan ISO. Penilaian ini sebelumnya juga diimbangi dengan pelatihan perusahaan oleh konsultan ISO 9001 : 2008 tentang cara melakukan audit internal dan tinjauan manajemen.
Konsultan akan melakukan pemantauan ulang pada perusahaan Aqua yang menerapkan persyaratan ISO. Penilaian ini sebelumnya juga diimbangi dengan pelatihan perusahaan oleh konsultan ISO 9001 : 2008 tentang cara melakukan audit internal dan tinjauan manajemen.
6. Sertifikasi pada Perusahaan
Setelah penilaian yang dilakukan oleh konsultan terlampaui secara seluruhnya, maka perusahaan aqua yang dinilai memenuhi kriteria kelayakan serta kesesuaian dengan sistem ISO akan langsung mendapatkan sertifikat ISO yang diberikan oleh Badan Sertifikasi yang diakui.
Setelah penilaian yang dilakukan oleh konsultan terlampaui secara seluruhnya, maka perusahaan aqua yang dinilai memenuhi kriteria kelayakan serta kesesuaian dengan sistem ISO akan langsung mendapatkan sertifikat ISO yang diberikan oleh Badan Sertifikasi yang diakui.
Tahapan penerapan ISO yang terakhir ini dinyatakan sebagai penetuan label
kelayakan perusahaan produksi. Itulah 6 langkah penerapan manajemen mutu di
perusahaan Aqua yang mendatangkan kesuksesan bagi perusahaan air mineral ini
hingga kini.
e.2
Penerapan ISO di Perusahaan MC-Donald
Kesuksesan bisnis Mc Donald tidak terlepas dari
manajemen mutu di perusahaan Mc Donald yang senantiasa dilakukan pengembangan
dan peningkatan setiap saat. Keberadaan manajemen mutu yang diterapkan oleh perusahaan Mc Donald ini
dilandaskan pada perangkat ISO 9001 : 2008 yang menjamin seluruh aktivitas
produksi serta pemasaran sesuai dengan ketentuan prosedur pelayanan dan
penjualan produk internasional. Untuk menerapkan ketentuan manajemen mutu dari
ISO 9001 ini tentulah tidak mudah.
Perusahaan yang bercita – cita menjadi restoran cepat
saji yang paling baik, paling cepat melayani di seluruh dunia ini harus
melakukan beberapa tahapan penerapan ISO 9001.
Adapun tahapan yang sudah dilalui oleh perusahaan Mc
Donald untuk bisa menjamin mutu kualitas produknya ini antara lain yaitu :
Tahapan Penyusunan Manajemen Mutu di Perusahaan Mc Donald :
Tahap I : Gap Analysis
Tahapan yang pertama dalam penerapan ISO di perusahaan Mc Donald ini menggunakan analisis proses dan prosedur yang berjalan dalam suatu organisasi. Konsultan ISO biasanya akan menentukan seberapa besar gap atau perbedaan antara proses produksi perusahaan dengan persyaratan dasar perusahaan yang akan melakukan atau menerapkan ISO.
Tahap II : Pelatihan dan Persiapan
Tahapan kedua ini dilakukan oleh seorang konsultan ISO yang mengajarkan bagaimana cara memberikan pemahaman yang jelas pada karyawan tentang persyaratan serta prosedur ISO.
Tahapan kedua ini dilakukan oleh seorang konsultan ISO yang mengajarkan bagaimana cara memberikan pemahaman yang jelas pada karyawan tentang persyaratan serta prosedur ISO.
Perlu diketahui oleh sebuah perusahaan yang akan melakukan penilaian ISO
perusahaan bahwasannya setiap persayaratan ISO ini sudah disamakan dengan
berbagai perusahan produksi nasional sehingga patokan yang dijalankan dalam
penilaian mutu perusahaan setara dengan perusahaan lainnya. Untuk itulah,
kredibilitas penilaian ISO dapat dipercaya 100%, dengan ketentuan Badan
Sertifikasi yang melakukan penilaian tersebut merupakan badan pembuat
sertfikasi yang terpercaya.
Tahap III : Pengembangan Sistem dan
Dokumentasi
Konsutan ISO mulai melakukan pembenahan pada perusahaan terkait manual mutu, prosedur yang wajib, instruksi kerja, sampai dengan form – form yang harus dibuat. Dengan kata lain, konsultan ISO sudah mulai melakukan pembenahan tentang prosedur ISO yang tepat untuk dilakukan oleh perusahan pelaksana proses produksi tersebut.
Konsutan ISO mulai melakukan pembenahan pada perusahaan terkait manual mutu, prosedur yang wajib, instruksi kerja, sampai dengan form – form yang harus dibuat. Dengan kata lain, konsultan ISO sudah mulai melakukan pembenahan tentang prosedur ISO yang tepat untuk dilakukan oleh perusahan pelaksana proses produksi tersebut.
Tahap IV : Impelementasi Sistem dan
Dokumen
Pada tahapan yang keempat, perusahaan mulai harus melakukan implementasi persyarakat ISO dengan pengaturan sistem manajemen mutu yang sesuai. Tahapan ini diartikan sebagai upaya menyama ratakan persyaratan dasar perusahaan produksi yang tepat menurut badan sertifikasi proses produksi terpercaya di Indonesia. Indikator yang dilakukan pun sama sehingga diharapakan bisa memberikan penilaian kelayakan dari berbagai usaha yang ada di negara kita. Tahapan ini dijadikan acuan dalam pemantauan proses mutu manajemen dari perusahaan.
Pada tahapan yang keempat, perusahaan mulai harus melakukan implementasi persyarakat ISO dengan pengaturan sistem manajemen mutu yang sesuai. Tahapan ini diartikan sebagai upaya menyama ratakan persyaratan dasar perusahaan produksi yang tepat menurut badan sertifikasi proses produksi terpercaya di Indonesia. Indikator yang dilakukan pun sama sehingga diharapakan bisa memberikan penilaian kelayakan dari berbagai usaha yang ada di negara kita. Tahapan ini dijadikan acuan dalam pemantauan proses mutu manajemen dari perusahaan.
Tahap V : Audit Internal dan
Tinjauan Manajemen
Konsultan akan melakukan pemantauan ulang pada perusahaan yang menerapkan persyaratan ISO dalam bentuk audit internal dan tinjaua manajemen. Namun sebelum melakukan penilaian yang matang mengenai audit internal dan tinjauan manajemen ini, konsultan ISO 9001 : 2008 ini melakukan pelatihan khusus pada perusahaan tersebut untuk bisa menjalankan audit internal dalam organisasi secara personal.
Konsultan akan melakukan pemantauan ulang pada perusahaan yang menerapkan persyaratan ISO dalam bentuk audit internal dan tinjaua manajemen. Namun sebelum melakukan penilaian yang matang mengenai audit internal dan tinjauan manajemen ini, konsultan ISO 9001 : 2008 ini melakukan pelatihan khusus pada perusahaan tersebut untuk bisa menjalankan audit internal dalam organisasi secara personal.
Tahap VI : Sertifikasi
Setelah penilaian yang dilakukan oleh konsultan terlampaui secara seluruhnya, maka perusahaan yang dinilai memenuhi kriteria kelayakan serta kesesuaian dengan sistem ISO akan langsung mendapatkan sertifikat ISO yang diberikan oleh Badan Sertifikasi yang diakui. Tahapan penerapan ISO yang terakhir ini dinyatakan sebagai penetuan label kelayakan perusahaan produksi.
Penjaminan manajemen mutu yang selanjutnya didapatkan oleh perusahaan Mc Donald ini diwujudkan melalui strategi penjualannya. Adapun beberapa strategi penjualan produk Mc Donald ini diantaranya yaitu :
Strategi Penerapan Manajemen Mutu di Perusahaan Mc Donald
a)
Menjalin kerjasama dengan perusahaan besar lainnya
seperti dengan perusahaan coca cola
b)
Melakukan pengukuhan atau pengakuan atas brand image
atau merk perusahaan.
c)
Slogan periklanan yang dibuat menarik salah satunya
dengan kata – kata “I’m Loving it!” yang bisa memberikan persepsi baik pada
produk Mc Donald
d)
Dilakukannya pelatihan profesionalitas pegawai pada
Hamburger University
e)
Aktif dalam kegiatan amal anak – anak
f)
Menyediakan sistem delivery order yang memudahkan
konsumen, serta banyak lagi strategi bisnis yang dilakukan untuk mendukung
penerapan manajamen mutu di perusahaan Mc Donald.
Comments
Post a Comment